Sebagai
unsur aktiva, umumnya piutang mempunyai saldo normal sebelah debit. Tetapi pada
suatu saat mungkin terjadi piutang bersaldo kredit, misalnya :
1.
Pendapatan Diterima Di Muka (Prepaid Revenue)
Pendapatan
diterima di muka (utang pendapatan) adalah pendapatan yang sudah diterima
tetapi perusahaan belum memberikan produk atau jasanya kepada
pelanggan/konsumen. Oleh karena itu maka pada akhir periode harus
diperhitungkan nilai pendapatan yang seharusnya diterima untuk periode tersebut.
Dengan demikian penerimaan tersebut tidak dapat diakui sebagai pendapatan
periode waktu sekarang. Penerimaan-penerimaan tersebut dapat dicatat atau
diakui sebagai rekening pendapatan diterima di muka atau rekening utang. Contoh pendapatan yang diterima
di muka yaitu :
Pada tanggal 12 Januari 2014 Budi menyewakan
gedungnya kepada Anton dengan nilai sewa Rp 120.000.000,- untuk jangka waktu
satu tahun. Mereka berdua sepakat untuk menyelesaikan langsung kesepakatan
transaksi tersebut pada tanggal tersebut dan dibayar langsung penuh oleh Anton
kepada Budi.
12/01/2014 Kas Rp
120.000.000,-
Pendapatan diterima di muka Rp
120.000.000,-
31/12/2014 Pendapatan
diterima di muka Rp 120.000.000,-
Pendapatan sewa gedung Rp 120.000.000,-
2.
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima (Accrued
Revenue)
Pendapatan
yang masih harus diterima adalah suatu pendapatan yang seharusnya diterima,
tetapi belum dibayarkan, sehingga timbul piutang pendapatan dengan kata lain
perusahaan sudah memberikan jasa kepada konsumen, tetapi perusahaan tersebut
belum mendapatkan pembayaran. Contoh :
Pada
tanggal 31 Desember 2014 Cindy belum membayar ongkos potong rambutnya kepada
Cantik Salon seminggu yang lalu sebesar Rp 50.000,-
31/12/2014 Piutang
pendapatan jasa servis Rp
50.000,-
Pendapatan jasa servis Rp 50.000,-
3.
Beban Dibayar Di Muka (Prepaid Expense)
Biaya
dibayar di muka adalah semua biaya yang telah dibayarkan namun belum dibebankan
sebagai biaya pada periode tersebut. Munculnya biaya dibayar di muka jika
perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa periode/tahun sekaligus,
sehingga dari jumlah pengeluaran tersebut adalah merupakan sebagian yang akan
menjadi beban pada periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan untuk periode
yang akan datang. Saat terjadinya pengeluaran kas, pencatatan bisa dilakukan
dengan cara mendebit rekening biaya atau rekening aktiva. Dikarenakan tidak
semua pengeluaran itu menjadi biaya, maka perlu diadakan penyesuaian agar
sebagian pengeluaran tadi bisa dibebankan sebagai biaya dan sebagian lagi merupakan
aktiva yaitu biaya dibayar di muka. Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk biaya
dibayar di muka akan tergantung kepada rekening yang dipakai untuk mencatat
pengeluaran biaya tersebut. Contoh :
Tanggal 1 April 2014, PT Budi menyewa bangunan
dengan dengan jangka waktu 1 tahun sebesar Rp 480,-.
-
Karena jangka waktu
sewa tersebut adalah 12 bulan, maka biaya bulanan dapat dihitung sebagai
berikut: Rp. 480.000 : 12 = Rp. 40.
-
Untuk biaya sewa
tahun 2014 yaitu bulan April 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 9
bulan, sehingga perhitungannya untuk tahun 2014 adalah 9 x Rp. 40 = Rp. 360.
Apabila pembayaran sewa pada tanggal 1 April 2014 adalah
dicatat dalam rekening biaya, maka jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
31/12/2014 Sewa dibayar di muka Rp
120,-
Biaya Sewa Rp 120,-
Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2015 akan dibuat
jurnal penyesuaian kembali yaitu:
01/01/2015 Biaya
sewa Rp
120,-
Sewa dibayar di muka Rp 120,-
4.
Beban Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expense)
Beban
yang masih harus dibayar (utang beban) adalah beban yang belum dibayar oleh
suatu perusahaan pada akhir periode. Contoh :
Perusahaan melakukan pembayaran gaji setiap hari
Sabtu untuk 6 hari kerja. Apabila gaji terakhir dibayarkan pada hari Sabtu tanggal
27 Desember 2014, buatlah jurnal penyesuaian jika diketahui beban gaji tiap
hari Rp 40.000,-.
31/12/2014 Beban
gaji Rp
120.000,-
Utang gaji Rp
120.000,-
Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2015 akan dibuat
jurnal penyesuaian kembali yaitu:
01/01/2015 Utang
gaji Rp
120.000,-
Beban gaji Rp
120.000,-